Pelayanan gizi merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang saling menunjang dan tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan lain. Seperti pelayanan lainnya, pelaksanaan pelayanan gizi di fasilitas pelayanan kesehatan disiapkan untuk memenuhi tuntutan kualitas sesuai Akreditasi baru yang mengacu pada Joint Commission International (JCI) dengan muatan tambahan target Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI 2015-2019 yaitu peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan.
Pendekatan modern di bidang pelayanan kesehatan berfokus kepada klien, artinya kebutuhan terbaik pasien yang diutamakan. Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan standar pelayanan kepada pasien melalui pelayanan asuhan medis, asuhan keperawatan, dan asuhan gizi. Asuhan medis akan berfokus pada pengobatan penyakit, asuhan keperawatan fokus pada perawatan pasien, sedangkan asuhan gizi fokus pada pemulihan gizi melalui intervensi gizi.
Dalam melaksanakan asuhan gizi di fasilitas pelayanan kesehatan diperlukan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang kompeten agar asuhan gizi yang dilaksanakan dapat optimal berkontribusi dalam memberikan jaminan keselamatan pasien (Care of Patient) sesuai dengan kriteria akreditasi rumah sakit terkini.
Sejak Tahun 2003 American Dietetic Association (ADA) menyusun Standarize Nutrition Care (NCP) atau dikenal dengan Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Tujuan PAGT adalah agar tenaga gizi dapat memberikan pelayanan asuhan gizi dengan kualitas tinggi, aman, efektif, serta hasil yang dicapai dapat lebih terarah.
Sebelumnya asuhan gizi dilakukan secara beragam oleh tenaga gizi di Indonesia, dimana asuhan gizi diarahkan untuk mengatasi diagnosis medis sehingga hasil asuhan gizi menjadi beragam dan efektifitasnya tidak jelas. Perbedaan mendasar PAGT dengan asuhan gizi yang dilakukan sebelumnya terletak pada diagnosis gizi. Dalam PAGT terdiri dari 4 langkah sistematis yaitu mulai dari Pengakajian/Assesmen Gizi, Diagnosis Gizi, Intervensi Gizi, serta Monitoring dan Evaluasi Gizi. Langkah pertama adalah Pengkajian Gizi, yaitu merupakan proses dinamis mulai dari pengumpulan data, mengidentifikasi masalah gizi terkait aspek riwayat klien, aspek klinis, biokimia, riwayat makan, serta aspek perilaku-lingkungan yang menjadi dasar pemikiran kritis proses selanjutnya.
Selanjutnya adalah Penetapan Diagnosis Gizi yaitu merupakan langkah kritis memberi nama spesifik masalah gizi untuk selanjutnya sebagai dasar intervensi gizi. Intervensi Gizi merupakan langkah konkrit dari asuhan gizi yang diberikan kepada pasien berupa terapi gizi. Intervensi gizi dapat berupa pemberian makan/diet, konseling ataupun edukasi. Langkah terakhir adalah Monitoring dan Evaluasi Gizi dilaksanakan untuk mengetahui efektifitas intervensi gizi yang telah dilakukan, mengetahui sejauh mana outcome target dapat tercapai dan menentukan rencana tindak lanjut.
PAGT yang dilaksanakan dengan konsisten akan meningkatkan profesionalisme tenaga gizi sebagai pemberi layanan asuhan gizi melalui cara berpikir dan membuat keputusan secara kritis dalam upaya menangani masalah gizi.
Pada tahun 2014 Kementerian Kesehatan RI menerbitkan Buku Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Pada tahun yang sama pula World Health Organization (WHO), Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Asosiasi Dietician Indonesia (ASDI) bersama Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI menyusun sekaligus menerbitkan Modul Pelatihan Fasilitator dan End User dalam PAGT yang akan digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelatihan PAGT baik untuk fasilitator maupun tenaga gizi pelaksana (End User).
Peningkatan Kapasitas Fasilitator dalam PAGT angkatan I dilaksanakan pada 2-5 Desember 2015 di Jakarta atas kerjasama antara Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan, PERSAGI, ASDI dan dukungan WHO Perwakilan Indonesia. Pelatihan fasilitator angkatan I tersebut bertujuan untuk menghasilkan fasilitator nasional yang siap melatih dan menyebarkan ilmu PAGT kepada semua tenaga gizi yang tersebar di seluruh Nusantara. Harapannya semua tenaga gizi baik yang bekerja di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun rujukan dapat mengakses pengetahuan dan keterampilan dalam PAGT serta mengimplementasikannya dalam pelayanan asuhan gizi. Dalam waktu dekat, 10-16 Desember 2015 juga akan diselenggarakan Peningkatan Kapasitas Tenaga Gizi (End User) dalam PAGT di BBPK Batam.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya inisiasi dalam mendorong PAGT diformulasikan dalam ranah kebijakan sehingga dapat menjadi dasar rujukan dan payung hukum tenaga gizi dalam memberikan asuhan gizi, serta sebagai wujud pengakuan profesionalisme tenaga gizi. Besar harapan agar tenaga gizi dapat maju bersama menjadi kompeten dan konsisten demi integritas dan preofesionalisme.
Sumber : Dewi Astuti, S.Gz (Subdit Bina Klinik)
Setuju sekali, Asupan Gizi Masyarakat kita mudah”an kedepan bisa lebih baik yaaa, makasih infonya
Terimaksih informasinya sangat menarik
Arti Nama Bayi Perempuan
Informasi yang sangat bagus,
terima kasih, salam kenal dan makin sukses min.
kami tunggu info terbarunya..
Sajian penuh manfaat, senang berkunjung di website anda.
Artikel yang sangat bermanfaat sekali, salam sehat & sukses untuk kita semua.
Salam semangat.. terimakasih untuk dedikasnya bagi masyarakat Indonesia. semoga selalu diberi kesehatan,amin
Informai yang sangat bagus min,
sangat membantu sekali sehingga pengetahuan kami menjadi lebih meningkat.
semoga selalu sukses dan berjalan baik acaranya…
sangat bagus sekali artikelnya,
sangat memberi informasi lebih tentang gizi,
kami tunggu info terbarunya min. salam sehat
semoga acara tersebut bisa disosialisasikan ke masyarakat agar masyarakat mendapatkan informasi lebih.
sukses
Manfaat sekali acaranya semoga kedepanya bisa diadakan lebih banyak lagi terutama di daerah-daerah terpencil di indonesia