Jakarta, 27/7, GIZINET — Selasa sore, 26/7 kemarin kegiatan Temu Pakar GAKY di Jakarta ditutup. Dhian Proboyekti, SKM, MA. Kasubdit Bina Gizi Mikro atas nama Direktur Bina Gizi, dalam sambutan penutupan menjelaskan berkumpulnya para pakar dibidang GAKY sangat membantu demi tersusunnya strategi dan kebijakan nasional upaya penanggulangan masalah GAKY.
Pada acara ini dipaparkan hasil identifikasi dan upaya penanggulangan GAKY di Kabupaten Ponorogo. Masalah gangguan mental neurologis yang terjadi di Kabupaten Ponorogo meliputi 3 desa, yang menurut analisis riwayatnya merupakan ciri suatu daerah yang dulu mempunyai masalah GAKY berat dan sekarang telah terkendali. Saat ini masalah GAKY tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat, dilihat dari indikator kandungan yodium dalam urine (EYU), kandungan hormon TSH, dan USG. Namun demikian, masih dijumpai beberapa keluarga yang mengkonsumsi garam tidak mengandung yodium, sementara itu kondisi lingkungan (tanah dan air) di 3 desa tersebut tidak mendukung pemenuhan kebutuhan yodiumnya. Sehingga pemenuhan kebutuhan yodium sangat tergantung dari asupan garam beryodium.
Pada paparan lain dijelaskan tentang hasil konfirmasi kasus kretin di Kabupaten Blora. Kasus tersebut adalah kretin campuran (nervosa dan miksedematosa). Diduga, sang ibu mengalami defisiensi yodium selama hamil. Dijelaskan pula bahwa kejadian kretin bukan sporadik melainkan endemik, dan hasil monitoring kandungan yodium garam di tingkat kabupaten tidak dapat mencerminkan masalah kurang yodium pada ibu hamil
Sementara paparan data monitoring garam beryodium di Indonesia yang dilakukan dalam kurun waktu 2006-2010 menunjukkan sampel garam beryodium yang memenuhi syarat (MS) sebesar 71.5%.
Di akhir pertemuan, para pakar bersepakat guna menanggulangi masalah GAKY dengan mencanangkan Konsumsi Garam Beryodium bagi Semua (KGBS). Selain itu, perlu dibentuk jejaring (networking) antara para pakar dengan peneliti dan pemerintah, lembaga non pemerintah, serta industri, untuk menjalin kekinian informasi yang diperlukan dalam penyusunan kebijakan pencegahan dan penanggulangan GAKY.
Selain itu, para pakar sepakat pula untuk meningkatkan publikasi pada tingkat daerah, nasional maupun internasional, melaksanakan surveilans dan pemetaan masalah GAKY, sehingga dapat dilaksanakan suatu intervensi berbasis data sesuai dengan masalah yang spesifik daerah (ivonne/gizinet).
Untuk menangani kekurangan gizi akibat gizi mikro misalnya kekurangan Iodium di masyarakat mari kita berkometmen yang komit dan tidak pernah menyerah tetapi apabila surveilans nya jalan dan diketemukan hasil rencana apa yang akan dilakukan itupun harus di pikirkan dan jelas demi masyarakat…
untuk mendukung gerakan knsumsi garam yodium untuk semua (KGBS) dari awal perlu digandeng Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku garam